“Ini benar alamatnya di sini, Dik?” tanya suami saya saat kami mengunjungi masjid Al Falah 2016 lalu.
Saya pun buru-buru mengecek alamat di smartphone yang saya pegang, dan menurut GPS bangunan di seberang kami memang masjid Al Falah.
“Kok, kayak apartemen-apartemen biasa, ya, Mas?” ucap saya tak yakin
Kami lalu menuju bangunan yang berada di alamat 1603 S 17th St, Philadelphia, PA 19145 ini. Alhamdulillah kami tak salah alamat. Setelah memecet bel, pintu masjid dibuka oleh pengurus, kami pun masuk dan bergabung dengan beberapa tamu lain yang sedang berkunjung ke masjid ini.
Berbeda dengan Masjid Al Hikmah dan IMAAM Centre yang sudah relatif mapan, masjid Al Falah sedang dalam proses membangun diri dan komunitas. Bangunannya masih berupa apartemen 3 lantai. Dari luar sama sekali tak beda dengan apartemen lain yang berhimpitan di kanan diri masjid. Lantai bawah adalah dapur dan tempat wudhu, lantai 2 tempat shalat dan lantai 3 merupakan kamar-kamar yang sebagian disewakan untuk biaya operasional masjid.
“Kami belum bisa menyelenggarakan shalat Jumat karena butuh ijin dan lain-lain. Sementara untuk ijin bangunan ini belum memenuhi kriteria rumah ibadah. Ke depan kami ingin melengkapi semua perangkat dan mengajukan ijin resmi,” tutur Luthfi Rahman, takmir masjid Al Falah waktu itu.
Meski bangunannya kecil dan jauh dari bentuk arsitektur masjid, tapi kegiatan yang digelar Al Falah cukup banyak dan menarik. Tahun 2015 mereka mengundang Cak Nun dan Kyai Kanjeng, untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad Saw. Tiap hari terdapat kelas mengaji untuk anak-anak. Setiap kamis diadakan Yasinan sementara pada hari Sabtu diadakan pengajian rutin selepas Isya.
Untuk memperingati hari-hari besar Islam Masjid Al Falah senantiasa menggelar acara untuk menarik. Beberapa contohnya adalah kegiatan pondok Ramadhan, piknik Idul Fitri serta Halal bil Halal. Selain itu tentu saja kegiatan rutin berupa shalat jamaah 5 waktu, shalat Jumat, shalat Tarawih, penyaluran zakat fitrah, serta memfasilitasi kebutuhan jamaah terkait pernikah, aqiqah, shalat jenazah, dan lain-lain.
“Masjid ini merupakan swadaya masyarakat muslim Philadelphia. Awalnya kami membeli apartemen ini secara kredit ke bank. Lalu ada jamaah yang baik hati menalangi dengan membayar lunas utang bangunan, lalu masjid membayar secara kredit kepada jamaah dermawan tersebut,” jelas Luthfi.
Tidak hanya mewadahi kegiatan keislaman, acapkali diadakan acara untuk mempromosikan Indonesia. Salah satunya adalah bazar “Indonesian and Internasional Food Festival” yang digelar pada Mei 2018 lalu. Beragam menu penggugah selera tersedia di sana, seperti sate madura, nasi campur seulanga, nasi padang, bakso, siomay, cendol, dan masih banyak lagi. Sungguh menarik!
Philadelphia dikenal sebagai ‘surga’ makanan Indonesia. Berbagai makanan langka yang mustahil bisa didapat di tempat lain bisa ditemui di sini. Sebut saja lele dan belut. Di kota ini ada toko Indonesia yang terkenal bernama Pandawa. Selain menjual barang-barang Indonesia, Pandawa café menyediakan berbagai hidangan lezat seperti nasi rames, nasi pecel, nasi pecel lele, nasi padang, gudeng, bihun, dan masih banyak lagi. Lezat!
Tak jauh dari Pandawa terlihat papan warna kuning, bertuliskan Hardena. Ini adalah rumah makan Indonesia yang didesain mirip warteg atau warung tegal. Terdapat etalase berisi berbagai lauk dan sayur. Kita bisa memilih jenis lauk dan sayur yang kita sukai. Benar-benar mirip warteg.
Bagi yang ingin memesan juga bisa. Saya memilih memesan rujak cingur, makanan khas Jawa Timur yang sudah sekian lama saya rindukan. Terdapat juga sate ayam dan kambing yang selalu cepat ludes, juga soto betawi, gado-gado dan masih banyak lagi. Selain Hardena juga ada restoran Sky Café dan Ramayana yang tak kalah tenar di kalangan orang Indonesia. (Aini Firdaus, 2018)
Sumber foto: Facebook Page Masjid Al Falah Philadelphia
Comentarios