Dalam perjalanan ke masjid untuk sholat Isya, saya ngobrol dengan 2 anak teenager saya di dalam mobil terkait dengan saat-saat yang ditunggu-tunggu (anticipated and excited) dalam kehidupan kita. Bagi yang gak punya duit, tentu waktu gajian adalah saat yang ditunggu-tunggu. Bagi seorang anak yang kangen dengan Ibu dan keluarga besarnya yang tinggal di sebrang lautan, tentu waktu mudik adalah saat yang ditunggu-tunggu. Atau yang sederhana, ketika kita lapar pulang bekerja/ ketika berpuasa, tentu waktu makmal/ ifthor adalah saat yang ditunggu-tunggu.
Mengapa saat-saat spt itu ditunggu-tunggu? Karena ada harapan bahwa kita akan merasa lebih baik dan lebih bahagia dari keadaan kita sekarang. Tapi pernahkan kita menunggu-nunggu dan excited dengan kedatangan 10 Hari Pertama bulan Dzulhijjah? Why or why not? (Rudi Himawan)
Comments